Kamis, 10 Februari 2011

Lets standing up in rule of Allah, second by second !

(1) DO'A
Ya Allah ya Tuhanku,
Ku katakan pada diriku seperti ini ;
The golden is that you take your life to do all things right with perfectly for standing in rule of Allah, second by second.............! 
Ya, aku ingin menghabiskan sisa umurku slalu berada di jalanMU, detik demi detik, aku ingin ajal menjemputku di saat aku in ' standing up ' di jalan Mu, aku tak sanggup menerima azabMu, aku takut kau tempatkan di neraka, aku ingin berada di SorgaMu, bersama orang orang beriman, aku ingin berada dalam golongan orang orang saleh, yang hidup dan matinya dipasrahkan kepadaMu, sungguh aku yakin Engkau tahu itu.
Ya Allah ya Tuhanku,
Mungkin sekarang, atau sejak banyak tahun, sampai sedetik sebelum ini entah telah berapa besar dosa yang telah aku lakukan, Engkau tahu, dan biarlah Engkau saja yang tahu, namun aku yakin akan apa yang Engkau katakan dalam, Al-Quran 2 - AL-BAQARAH ayat 37:
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
Ya, dengan kasih sayangMu yang Maha Besar, telah Kau terima taubat Nabi Adam dan Siti Hawa, tentunya ini juga akan berlaku untukku, sungguh sebesar apapun dosaku, aku yakin ampunanMu jauh lebih besar,
Ampuni aku ya Allah, terimalah taubatku !
Ya Allah, ya Tuhanku, 
Dengan kemurahan dan kasih sayangMu yang besar hendak aku mulai melangkah, menjalani hidup ini bersih dari dosa sekecil apapun, dan aku sadar itu tidaklah mudah, sungguh berat godaan duniawi, sungguh hebat tipu daya iblis dan manusia, keinginan keinginan dan harapanku yang tidak sejalan dengan petunjuk dan ketentuanMu, yang di dorong oleh nafsu kebinatangan yang ada dalam diriku, termasuk kesusahan dan kesulitan hidup yang aku sadari sebagai cobaanMu. Namun aku yakin Engkau pasti akan menolongku, melindungiku dari semua itu, dan hanya kepada Engkau aku akan mohon pertolongan dan perlindungan, agar detik demi detik kehidupanku slalu berada di jalanMu.
Ya Allah, ya Tuhanku, 
Salah satu bentuk dosaku adalah kelalaianku dalam mempelajari dan memahami petunjukMU, aku terlalu sibuk dengan urusan dunia, hampir hampir tak ada waktu bahkan untuk sekedar membaca firmanMu barang 1 ayat seharipun, bahkan aku tidak begitu tertarik dengan ceramah ceramah agama dari para uztad, sungguh aku butuh bimbingan dan petunjukMu dalam kembali mempelajari dan memahami firman-firmanMu melalui berbagai media, agar tak terjerumus dalam kesesatan lagi, tunjukilah aku jalan yang lurus, yaitu jalan orang orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.   
Bentuk lain dari dosaku adalah aku lebih merasa malu kepada manusia dibanding kepada Engkau, yang aku tahu pasti Engkau melihat perbuatanku, mendengar perkataanku, mengetahui isi hatiku, tak ada satu tempatpun yang aku dapat bersembunyi dari Engkau, sungguh aku telah melampaui batas !
 Ya Allah, ya Tuhanku, 
Aku tahu, ini sangatlah berat, tidak mudah, karena bertaubat artinya mohon ampun padaMu akan dosa dosaku yg telah lalu, dan tidak lagi mengerjakan dosa pada masa yang akan datang, membersihkan diri  dari segala penyakit hati, kedepannya mengerjakan perintahMu, meninggalkan laranganMu, dengan Ihklas ! Bahwa apapun yang terjadi padaku itu hanya akan terjadi atas izin dan kehendakMU ! 
Bahwa betapa beratnya menjalani perintah dan laranganMu, sabar dan ihklas dalam menghadapi cobaanMu, keluh kesahku karena kesulitan hidup, melawan godaan dunia ini, menahan diri dari keinginan dan harapan harapanku yang tidak sejalan dengan petunjukMu, menghadapi tipu daya manusia, menghindar dari sifat Riya, menahan hawa amarah, sungguh aku yakin atas kehendak dan izinMu aku akan bisa tetap berada di jalanMu ya Allah !
Ya Allah, ya Tuhanku, 
Aku datang menghadapMu, dalam keadaan penuh dosa, namun aku yakin kemurahan dan kasih sayangMu akan membelai jiwaku, bahwa sebesar apapun dosaku, aku tahu ampunanMu jauh lebih besar untukku,  karena Engkau Maha pemberi ampunan pada hambaMu yang mohon ampun, pintu taubatMu terbuka untukku, ampunilah semua dosa-dosaku, terimalah taubatku seperti telah kau terima taubatnya nabi Adam dan Siti Hawa dan kaum muslimin lainnya, kedepannya, bimbinglah aku, beri aku petunjuk dan hidayahMu agar dapat selalu memahami dan menjalankan perintahMu dengan benar, meninggalkan segala laranganMu, membersihkan hatiku dari segala penyakit, tolonglah aku , lindungi aku dari segala tipu daya iblis dan manusia, beri aku kekuatan yang cukup dalam menghadapi cobaanMu dengan Ihklas, agar aku dapat " slalu berdiri di jalanMu dengan benar dan sempurna dalam setiap detik hidupku !".





























Kamis, 03 Februari 2011

Tentang Imam Al-Ghazali

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Al-Ghazali
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus; 1058 / 450 H – meninggal di Thus; 1111 / 14 Jumadil Akhir 505 H; umur 52–53 tahun) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan.
Ia berkuniah Abu Hamid karena salah seorang anaknya bernama Hamid. Gelar beliau al-Ghazali ath-Thusi berkaitan dengan ayahnya yang bekerja sebagai pemintal bulu kambing dan tempat kelahirannya yaitu Ghazalah di Bandar Thus, Khurasan, Persia (Iran). Sedangkan gelar asy-Syafi'i menunjukkan bahwa beliau bermazhab Syafi'i. Ia berasal dari keluarga yang miskin. Ayahnya mempunyai cita-cita yang tinggi yaitu ingin anaknya menjadi orang alim dan saleh. Imam Al-Ghazali adalah seorang ulama, ahli pikir, ahli filsafat Islam yang terkemuka yang banyak memberi sumbangan bagi perkembangan kemajuan manusia. Ia pernah memegang jawatan sebagai Naib Kanselor di Madrasah Nizhamiyah, pusat pengajian tinggi di Baghdad. Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir tahun 505 Hijriah bersamaan dengan tahun 1111 Masehi di Thus. Jenazahnya dikebumikan di tempat kelahirannya.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sifat Pribadi

Imam al-Ghazali mempunyai daya ingat yang kuat dan bijak berhujjah. Ia digelar Hujjatul Islam karena kemampuannya tersebut. Ia sangat dihormati di dua dunia Islam yaitu Saljuk dan Abbasiyah yang merupakan pusat kebesaran Islam. Ia berjaya menguasai pelbagai bidang ilmu pengetahuan. Imam al-Ghazali sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia juga sanggup meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara serta meninggalkan kesenangan hidup demi mencari ilmu pengetahuan. Sebelum beliau memulai pengembaraan, beliau telah mempelajari karya ahli sufi ternama seperti al-Junaid Sabili dan Bayazid Busthami. Imam al-Ghazali telah mengembara selama 10 tahun. Ia telah mengunjungi tempat-tempat suci di daerah Islam yang luas seperti Mekkah, Madinah, Jerusalem, dan Mesir. Ia terkenal sebagai ahli filsafat Islam yang telah mengharumkan nama ulama di Eropa melalui hasil karyanya yang sangat bermutu tinggi. Sejak kecil lagi beliau telah dididik dengan akhlak yang mulia. Hal ini menyebabkan beliau benci kepada sifat riya, megah, sombong, takabur, dan sifat-sifat tercela yang lain. Ia sangat kuat beribadat, wara, zuhud, dan tidak gemar kepada kemewahan, kepalsuan, kemegahan dan mencari sesuatu untuk mendapat ridha Allah SWT.

[sunting] Pendidikan

Pada tingkat dasar, beliau mendapat pendidikan secara gratis dari beberapa orang guru karena kemiskinan keluarganya. Pendidikan yang diperoleh pada peringkat ini membolehkan beliau menguasai Bahasa Arab dan Parsi dengan fasih. Oleh sebab minatnya yang mendalam terhadap ilmu, beliau mula mempelajari ilmu ushuluddin, ilmu mantiq, usul fiqih,filsafat, dan mempelajari segala pendapat keeempat mazhab hingga mahir dalam bidang yang dibahas oleh mazhab-mazhab tersebut. Selepas itu, beliau melanjutkan pelajarannya dengan Ahmad ar-Razkani dalam bidang ilmu fiqih, Abu Nasr al-Ismail di Jarajan, dan Imam Harmaim di Naisabur. Oleh sebab Imam al-Ghazali memiliki ketinggian ilmu, beliau telah dilantik menjadi mahaguru di Madrasah Nizhamiah (sebuah universitas yang didirikan oleh perdana menteri) di Baghdad pada tahun 484 Hijrah. Kemudian beliau dilantik pula sebagai Naib Kanselor di sana. Ia telah mengembara ke beberapa tempat seperti Mekkah,Madinah,Mesir dan Jerusalem untuk berjumpa dengan ulama-ulama di sana untuk mendalami ilmu pengetahuannya yang ada. Dalam pengembaraan, beliau menulis kitab Ihya Ulumuddin yang memberi sumbangan besar kepada masyarakat dan pemikiran manusia dalam semua masalah.

[sunting] Karya

[sunting] Teologi

  • Al-Munqidh min adh-Dhalal
  • Al-Iqtishad fi al-I`tiqad
  • Al-Risalah al-Qudsiyyah
  • Kitab al-Arba'in fi Ushul ad-Din
  • Mizan al-Amal
  • Ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah[1][2]

[sunting] Tasawuf

  • Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu-Ilmu Agama)[3], merupakan karyanya yang terkenal
  • Kimiya as-Sa'adah (Kimia Kebahagiaan)[4]
  • Misykah al-Anwar (The Niche of Lights)

[sunting] Filsafat

  • Maqasid al-Falasifah
  • Tahafut al-Falasifah,[5] buku ini membahas kelemahan-kelemahan para filosof masa itu, yang kemudian ditanggapi oleh Ibnu Rushdi dalam buku Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of the Incoherence).

[sunting] Fiqih

  • Al-Mushtasfa min `Ilm al-Ushul

[sunting] Logika

  • Mi`yar al-Ilm (The Standard Measure of Knowledge)
  • al-Qistas al-Mustaqim (The Just Balance)
  • Mihakk al-Nazar fi al-Manthiq (The Touchstone of Proof in Logic)

[sunting] Pranala luar

[sunting] Rujukan

  • Laoust, H: La politique de Gazali, 1970.
  • Campanini, M.: Al-Ghazzali, in S.H. Nasr and O. Leaman, History of Islamic Philosophy 1996.
  • Watt, W M.: Muslim Intellectual: A Study of al-Ghazali, Edinburgh 1963.

[sunting] Catatan

  1. ^ (ar) Al-Ghazali. Ad-Durrah al-Fakhirah fi Kasyf Ulum al-Akhirah. Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Beirut. Cetakan I, 1409 H / 1988 M.
  2. ^ (id) -----. Kasyf Ulum al-Akhirah, Berwisata ke Alam Ruh. Penerbit Marja', Bandung. Cetakan I, Dzulhijjah 1424 H / Januari 2004 M.
  3. ^ (ar) -----. Ihya Ulumuddin (pranala unduhan, unduhan 5.33 MB).
  4. ^ (en) -----. The Alchemy of Happiness. Translator: Claud Field (1863-1941). Northbrook Society. 1909.
  5. ^ (en) Marmura. Al-Ghazali The Incoherence of the Philosophers (2nd edition). Printing Press, Brigham. ISBN 0-8425-2466-5.